Kompak Tutup Mulut, Camat dan Sejumlah Kades di Kasiman Enggan Ungkap Hasil Tes Perangkat Desa

Gambar ilustrasi

BOJONEGORO, dutaperistiwa.com – Sikap tertutup ditunjukkan oleh sejumlah pihak mulai dari Camat Kasiman, kepala desa dari enam desa, hingga panitia pengisian perangkat desa dalam pelaksanaan rekrutmen perangkat desa yang digelar pada 8 Oktober 2025 lalu.

Saat awak media mencoba meminta data hasil tes—termasuk daftar peserta serta nama-nama pemenang—semua pihak yang terlibat tampak kompak enggan memberikan jawaban.

Kondisi ini menimbulkan tanda tanya besar di kalangan masyarakat dan memperkuat dugaan adanya ketidaktransparanan bahkan indikasi permainan dalam proses seleksi tersebut.

“Kalau memang murni dan tidak ada permainan, kenapa tidak langsung dibuka saja ke publik? Siapa saja yang ikut dan siapa yang menang. Ini malah ditutup-tutupi,” ungkap salah seorang warga Desa Ngaglik kepada media ini.

Ketika dikonfirmasi, Camat Kasiman Novita Sari mengatakan bahwa dirinya tidak hafal data tersebut, dan mempersilahkan awak media untuk menghubungi Pak Sapuwan yang disebut sebagai pihak yang membidanginya.

Hal serupa juga terjadi saat awak media mencoba mengonfirmasi Suncoko, Kepala Desa Ngaglik, serta Widodo, Sekdes yang juga menjabat Ketua Panitia Pengisian Perangkat Desa Ngaglik.
Keduanya tidak merespons pesan WhatsApp, meskipun tanda centang dua menunjukkan pesan telah dibaca.
Sikap serupa juga ditunjukkan oleh Robet Waluyo, Kepala Desa Sidomukti, serta Edy Sukarmanto, Kepala Desa Kasiman, yang membiarkan pesan awak media tanpa tanggapan.

Ketertutupan ini menimbulkan kekecewaan publik. Banyak warga menilai bahwa transparansi dalam seleksi perangkat desa seharusnya menjadi hal utama, mengingat kegiatan tersebut menggunakan anggaran dari APBDes, yang wajib dipertanggungjawabkan secara terbuka.

Di salah satu akun TikTok resmi milik sebuah media lokal, masyarakat tampak menyuarakan kekecewaan serupa melalui kolom komentar. Sebagian mengaku sudah menebak hasil tes jauh sebelum pelaksanaan, dan dugaan mereka terbukti setelah pengumuman dilakukan.
Kondisi ini membuat masyarakat semakin apatis terhadap proses seleksi perangkat desa yang dinilai tidak lagi objektif dan hanya formalitas.

“Mending pilihan dari pada tes karoan warga terlibat,” tulis salah satu komentar warganet.

Dengan tidak dibukanya hasil tes secara transparan, publik kini berharap agar pihak kecamatan maupun instansi terkait segera memberikan klarifikasi resmi dan membuka hasil tes secara terbuka, demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan desa di wilayah Kasiman.

Redaksi

BACA JUGA  Bersama BPSDM Jatim Pemkab Bojonegoro Gelar Acara Penutupan PKA XVI, Cetak Enable Leader