BLORA, dutaperistiwa.com – KKN STAI Al-Anwar Sarang Rembang di desa Tempurejo, Bogorejo, Blora menggelar acara penyuluhan dan pelatihan pembuatan pupuk kandang. Acara bertempat di rumah warga, ketua Kelompok Tani (poktan) Tunas Muda, Arifin. Acara berlangsung mulai pukul 10.00 hingga pukul 13.00 wib yang kemudian disambung dengan praktik pengelolaan pupuk. Turut hadir dalam kegiatan ini diantaranya Kepala desa Tempurejo, unsur Forkopimcam Bogorejo, PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dari BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Bogorejo, perangkat desa Tempurejo, DP4 (Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan) Kabupaten Blora, kelompok tani, ketua RT dan para peternak sapi di Desa Tempurejo.
Dalam sambutannya, kepala desa Tempurejo, Azis Ida Purnomo mengimbau warga untuk mendengarkan dengan seksama penyampaian materi pembuatan pupuk kandang dan berharap acara yang diselenggarakan oleh tim KKN STAI Al-Anwar Sarang ini dapat memberi manfaat kepada para petani sehingga hasil panen semakin berlimpah.
“Semoga acara yang digelar tim KKN ini dapat membantu para petani, dapat bermanfaat untuk seluruh petani dan dapat dirasakan hasilnya oleh seluruh warga di desa Tempurejo”. Ucap Azis Ida Purnomo mengakhiri sambutannya, Kamis (27/07/2023).
Di acara inti pemberian materi, dalam paparannya Dwi Darto dari Dinas pertanian kabupaten. Beliau menerangkan bahwa cara yang dilakukan oleh petani selama ini kurang tepat. Petani tidak pernah mengelola kotoran sapi karena kotoran langsung dibuang ke sawah tanpa dfermentasi. Petani sekaligus peternak (sapi) juga tidak membuat kotakan untuk menampung kotoran sehingga kotoran sapi melebar kemana-mana. Pembuatan kotakan akan menampung kotoran dengan rapi dan tidak tercecer, tidak terkena panas dan hujan juga membuat lingkungan lebih rapi dan bersih.
“Jenengan (anda-red) punya sapi 5, kotorannya kalau udah 1 tahun dikumpulkan seberapa banyak pak bu? Letong (kotoran) juga muncrat kemana-mana sehingga menjadikan lingkungan kumuh”. Ucap Dwi Darto, S. Sos yang hadir mewakili DP4.
Dwi Darto menjelaskan bahwa pihak Kabupaten Blora telah membuat cara paling mudah dalam mengelola kotoran ternak dengan membuat kotakan dengan gerakan “sejuta kotakan” di Blora. Peternak hanya perlu membuat kotakan dari bahan yang paling mudah seperti bambu atau kayu yang dilapisi terpal atau bisa dari batako dan batu kumbung. Kotakan dibuat di dalam kandang sehingga otomatis mempunyai atap.
Dwi Darto menceritakan pengalamannya blusukan selama ini ke seluruh desa di Blora dan menampilkan video kisah petani yang sukses. Petani tersebut membandingkan hasil panen yang melimpah karena menggunakan pupuk organik dibanding pupuk kimia. Selain ramah lingkungan, pupuk organik juga sangat menghemat pengeluaran. Terlebih jika hasil pembuatan pupuk tersebut dijual ke luar desa.
“Jika desa Tempurejo mau bekerjasama, ini mumpung ada Pak Kades, ayo sama-sama buat kotakan nanti akan mendapat obat prebiotik gratis dari DP4 Blora”, kata Ahmad Amirudin Anwary, S.Kom salah satu pemateri dalam seminar.
Kontributor : Muthoharoh (Mahasiswi Semester VI STAI Al Anwar Sarang, Lasem, Rembang, peserta KKN di Desa Tempurejo Kecamatan Bogorejo)