TUBAN, dutaperistiwa.com – PT. Pertamina sebagai salah satu BUMN yang mengelola tambang minyak milik negara, dimana dalam hal ini mempunyai program/kegiatan TJSL (Tanggung Jawab Sosial Lingkungan) kalau jaman dulu diistilahkan dengan CSR (Coporate Social Responsibility) tak terkecuali PT. Pertamina EP Field Cepu di Distrik Kawengan.
Tidak sedikit atas nama masyarakat atau lingkungan di sekitar Distrik Kawengan yang mengajukan proposal bantuan berupa pipa besi kepada PT. Pertamina EP Field Cepu Distrik Kawengan. Adapun biasanya permintaan bantuan berupa pipa besi tersebut diajukan oleh pemerintah desa, karang taruna ataupun instansi pemerintah yang ada di sekitar kawasan tersebut, yang mana biasanya pipa besi tersebut kadang digunakan untuk pagar, untuk tempat ibadah, untuk pos kamling, untuk PJU ataupun untuk kegunaan yang lain yang digunakan untuk kepentingan masyarakat umum.
Akhir-akhir ini di masyarakat di sekitar Distrik Kawengan tepatnya di Desa Banyuurip dan Desa Wonosari, keduanya turut Kecamatan Senori Kabupaten Tuban ramai membicarakan bahwa dalam setiap realisasi proposal bantuan pipa besi berjenis tubing ini selalu ada “titipan pipa besi keluar” dengan jumlah yang tidak sedikit, dan menurut cerita dari masyarakat antara realisasi bantuan dengan pipa besi “titipan” lebih banyak “titipan”, sebagaimana yang baru saja terjadi pada bulan kemarin di Desa Kedungrejo dan Desa Tapen Kecamatan Senori.
Dari hasil penelusuran di lapangan, wartawan dutaperistiwa.com mencoba menggali informasi dari salah seorang narasumber sebut saja BN, salah seorang warga Kedungrejo yang menyebutkan bahwa diduga adanya pipa besi berjenis tubing “dititipkan keluar” bersamaan dengan realisasi pemberian bantuan berupa pipa besi tubing kepada masyarakat.
“Dalam realisasi proposal pemberian pipa besi berjenis tubing kemarin, oknum pegawai PT. Pertamina yang dipercaya di lapangan berinisial RF menitipkan 50 barang pipa besi kepada rekannya JS untuk dijual, dan dari hasil penjualan tersebut setidaknya bisa mengantongi uang kurang lebih 50 juta, dengan estimasi harga 1 juta/batang.” Ungkap BN dalam keterangannya kepada awak media ini.
Senada dengan BN, seorang narasumber yang lain, sebut saja AI mengatakan, “sekitar 3 minggu yang lalu, RF dan JS kembali mengeluarkan 40 batang, diperkirakan dari hasil tersebut keduanya mendapatkan keuntungan sekitar 40 jutaan, pokoknya mereka mandor-mandor itu panen uang mas.” Jelas AI.
AI sangat menyayangkan kepada PT Pertamina yang seolah melakukan pembiaran dengan adanya oknum nakal seperti ini. Dirinya berharap ada controlling yang lebih teliti lagi oleh Pertamina atas setiap realisasi proposal maupun dalam pengecekan aset milik Pertamina secara berkala.
Sementara itu RF yang coba dihubungi awak media ini hanya menjawab, “maaf ini bukan kapasitas saya untuk memberikan keterangan, sebaiknya mas langsung saja ke field manager karena beliau yang bertanggung jawab atas semua aktifitas perusahaan. “Jawab RF melalui akun WA nya, Senin (28/08/2023). (Red)