Penampilan Seni Wayang Kulit Dalam Sedekah Bumi, Gambarkan Potret Warga Desa Sumurboto Jepon

BLORA, dutaperistiwa.com – Sedekah bumi termasuk salah satu adat-istiadat atau kearifan lokal yang terus diuuri-uri oleh masyarakat Desa Sumurboto Kecamatan Jepon Kabupaten Blora. Adapun dalam sedekah bumi tahun ini yang dilaksanakan pada Sabtu Pahing (10/05/2025) dan dimulai sejak pukul 11.00 wib siang tadi, terlebih dulu diadakan acara ritual di Punden Grumbul Desa Sumurboto. Semua warga terlihat guyub bersatu dan berkumpul untuk mengucapkan syukur, karena hasil panen yang melimpah ruah pada tahun ini.

Suprapti, Kepala Desa Sumurboto mengatakan, “adanya sedekah bumi yang diadakan untuk hajat dan ritual di Punden Grumbul benar- benar berlangsung meriah, dan dengan adanya sedekah bumi ini, diharapkan masyarakat merasakan selalu diberkati sandang pangan, juga murah pangan, selalu sehat, dan kemudian kita do’akan juga semoga masyarakat yang kekurangan bisa tercukupi, yang sakit segera cepat terangkat penyakitnya, apalagi yang belum punya sisihan/pasangan atau jodoh segera medapatkan pasangan hidup, dan yang punya pasangan segera punya momongan, “ucap kepala desa mengawali sambutannya.

Sementara itu, Jayadi, salah satu anggota DPRD Blora dari Fraksi Gerindra yang juga suami dari kepala desa dan sekaligus mantan kepala desa Sumurboto menambahkan, “Punden Grumbul itu istilahnya tempat sakral yang perlu diuri-uri karena itu budaya adat istiadat warga Desa Sumurboto, dimana dalam pelaksanaannya harus membawa wayang kulit, sebagaimana tradisi yang sudah berjalan selama ini, dan wayang yang wajib dibawa adalah punokawan, diantaranya Semar, Gareng, Petruk dan Bagong, juga tidak boleh ketinggalan adalah Pandowo Limo, yaitu Puntodewo, Werkudoro, Janoko, serta Nakulo dan Sadewo serta Dewa Kresno, ” Terang Jayadi.

BACA JUGA  Sebanyak 599 Mahasiswa Penerima Beasiswa Program (RPL) di Unesa Ikuti Workshop Pendampingan Proposal Skripsi

Dirinya menambahkan bahwa wayang tersebut adalah menggambarkan sifat manusia yang ada di desa ini, yaitu antara pemerintah dengan masyarakat.

Menurut Jayadi, masyarakat itu tak ubahnya adalah gambaran Punokawan yaitu Semar, Gareng, Petruk dan Bagong yang bersatu gotong royong supaya warga damai tentram dan banyak rezekinya, sehingga setiap tahunnya selalu bisa mengadakan ritualan dan mengadakan sedekah bumi pada hari Sabtu Pahing seperti saat ini, adapun bulannya tidak ditentukan, yang pasti adalah setelah warga panen.

BACA JUGA  Terkait Masalah Ormas PP dan GRIB Jaya di Blora, Kedua Belah Pihak Sepakat Damai

Dalam keterangannya kepada awak media, Jayadi mengatakan bahwa dalam sedekah bumi kali ini terlihat spesial karena turut dihadiri Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Rohmat Marzuki, S. Hut, yang hadir untuk menikmati hiburan budaya seni wayang kulit yang digelar di depan rumahnya ini.

BACA JUGA  Miris, Baru Diguyur Hujan Beberapa Jam, Jalan Raya Nasional Ini Tergenang Air Cukup Lama

Suprapti, Kades Sumurboto mengatakan, bahwa wayang yang dibawa ke Punden Grumbul dibawa balik lagi ke lokasi pagelaran di depan rumahnya, karena untuk dimainkan pada malam hari di depan rumahnya.

Adapun penampilan wayang kulit pada siang hari mengambil lakon “Joko Tani” dan untuk malam harinya mengambil lakon “Semar Bangun Kayangan”. (Jon)