BLORA, dutaperistiwa.com – Bertempat di kantor Perkumpulan Penambang Minyak Sumur Timba Ledok (PPMSTL), pada hari Kamis (22/06/2023) dilaksanakan pertemuan dalam rangka rekonsiliasi antara penambang dengan PPMSTL dan PT. BPE selaku BUMD plat merah milik Pemkab Blora.
Pertemuan rekonsiliasi yang dimulai sejak pukul 13.30 ini dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti hasil audiensi antara PT. BPE, PPMSTL, DPRD, Bagian Perekonomian Setda Blora, LSM PKN serta PT. Pertamina EP 4 Field Cepu selaku BUMN yang dilaksanakan pada hari Sabtu (10/06/2023) di Pendopo Gedung DPRD Blora sebelumnya.
Tampak hadir dalam pertemuan ini diantaranya Sugeng Kabag Perekonomian Setda Blora bersama rombongan, Yuyus Waluyo Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Blora beserta anggotanya, Prima Segara Plt. Direktur PT. BPE beserta rombongan, Lilik Sugiyanto Komisaris PT. BPE, perwakilan dari PT. Pertamina EP 4 Field Cepu, Sri Lestari Kepala Desa Ledok, Ketua PPMSTL serta para penambang sumur tua Ledok.
Setelah dibuka oleh Daryanto, selaku ketua PPMSTL, acara rekonsiliasi antara penambang dengan PPMSTL dan PT. BPE, selanjutnya acara pertemuan dalam rangka rekonsiliasi ini dipandu oleh Yuyus Waluyo, Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Blora, yaitu Komisi yang membidangi masalah ekonomi serta pertambangan dan ESDM.
“Saya berharap kedepan, PPMSTL merupakan satu-satunya paguyuban yang menaungi para penambang, sehingga ke depan tidak ada lagi tandingan-tandingan, karena saya yakin kalau seperti itu tidak akan jalan. Mari konflik-konflik internal ini diselesaikan dengan kearifan lokal. Untuk masalah teknis monggo nanti diselesaikan secara internal, dan saya yakin bahwa pertemuan pada hari ini hanya seremonial saja, karena infonya sudah ada pertemuan lebih dulu semalam, dan menurut info semuanya sudah mengerucut, yang sama-sama menghendaki agar semuanya mengerucut pada PPMSTL, sehingga kegiatan penambangan ini bisa kembali beraktifitas lagi, dan bisa menambah PAD di Kabupaten Blora. “Ucap legislator yang juga mantan kepala desa ini.
Ditambahkan oleh Yuyus, bahwa kemarin hanya sebuah miskomunikasi, dimana sebagian penambang belum merasa bahwa paguyuban ini adalah wadah dari para penambang, dan ke depan dirinya berharap bahwa PPMSTL adalah satu-satunya wadah dan menjadi ibu asuh bagi semua penambang disini.
“Ke depan mari kita lebih optimalkan pengelolaan sumur-sumur tua, terutama yang belum tergarap, segera dicarikan investor sehingga bisa semakin meningkatkan kesejahteraan para penambang, apalagi Pertamina selaku pemilik sudah mempersilakan, kan sayang jika sumur yang ada dianggurkan dan tidak tergarap. ” Pungkas Mbah Yus (biasa dipanggil).
Daryanto, ketua PPMSTL mengatakan dalam sesi tanya jawab, “saat ini memang kita akui butuh pembenahan dan pembaharuan di segala aspek, tapi kalau tidak begini mungkin kita tidak akan bertemu dengan bapak-bapak para pemangku kebijakan. Dengan adanya beberapa hal yang terjadi belakangan ini, mari kita singkirkan ego masing-masing dan mari kita tingkatkan kesinergitasan antara penambang dengan PPMSTL, antara PPMSTL dengan BPE, antara BPE dengan Pertamina, sehingga semua bisa mengerucut persis sebagaimana logo PPMSTL yang berbentuk kerucut. jadi kalau ada masalah-masalah di internal mari kita rembug bersama. “Ucapnya.
Setelah adanya dialog antara penambang dengan para nara sumber yang ada di depan dan berlangsung cukup serius, akhirnya dari Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Blora memberikan waktu kapan kira-kira pembenahan ini akan segera terealisasi dan berharap bisa diselesaikan secepatnya.
Setelah berjalan kurang lebih selama 2 jam, pertemuan dalam rangka rekonsiliasi guna meningkatkan sinergitas pun ditutup pada pukul 15.30 wib. (Jayus)