Profesor Zulkifli Yusuf saat memberikan materi dalam seminar
Post Views:362
BLORA, dutaperistiwa.com – KKN STAI Al-Anwar Sarang di Desa Tempurejo turut Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora Jawa Tengah kembali menggelar seminar pertanian. Berbeda dengan pelatihan sebelumnya yang fokus pada pelatihan pembuatan pupuk kandang, pada seminar kali ini fokus pada edukasi pembuatan bibit.
Profesor Zulkifli Yusuf saat memberikan materi dalam seminar
Acara digelar di Pendopo Kantor Desa Tempurejo mulai pukul 10.00 wib dan selesai pada pukul 12.00 wib. Turut hadir dalam kegiatan seminar dan sarasehan ini diantaranya kepala desa Tempurejo, Azis Ida Purnomo beserta perangkat desanya, ketua dan perwakilan anggota kelompok tani (poktan) Desa Tempurejo serta seluruh anggota tim KKN STAI Al-Anwar. Turut hadir pula dalam seminar dan sarasehan ini yaitu profesor ahli bidang pertanian, Dr. Ir. Zulkifli Yusuf yang hadir sebagai narasumber.
Azis Ida Purnomo dalam sambutannya menyampaikan bahwa dirinya prihatin karena pertanian saat ini semakin hari semakin mengalami kesulitan.
Masyarakat Tempurejo tampak antusias mengikuti seminar
“Kami mohon nanti Bapak Profesor bisa memberikan arahan dan motivasi untuk para petani di desa ini dan harapan kami dengan adanya seminar dan sarasehan hari ini dapat meningkatkan mutu, kualitas dan hasil pertanian Desa Tempurejo. Dulu, para petani menanam jagung sangat mudah, sekarang banyak kendala, ada ulatnya, biaya semakin hari semakin bertambah. Padahal di desa ini dulu sebagai sentra bawang merah, sekarang kita kesulitan menanam bawang merah, mungkin nanti profesor bisa memberikan arahan sehingga Desa Tempurejo bisa kembali menjadi sentra bawang merah seperti dulu, dan pertanian disini semakin maju, karena bawang merah kan jarak tanam pendek dan hasilnya itu bagus.” beber Azis dalam sambutannya.
Mahasiswa peserta KKN bersama Narasumber Profesor Zulkifli Yusuf
Dalam seminar pembenihan disampaikan oleh profesor ahli bidang pertanian, Dr. Ir. Zulkifli Yusuf yang menjelaskan bahwa sebelumnya kita harus membedakan antara benih dan bibit. Ada benih yang langsung bisa ditanam kembali seperti ubi bawang merah itu namanya ubi hasil benih dan ditanam langsung. Ada biji yang harus disemai terlebih dahulu baru ditanam setelah menjadi bibit. Contohnya padi, cabai dan lain lain. Itu namanya benih yang dibibit kan dulu baru bisa ditanam.
“Kalau jenis bawang merah, kacang itu bisa langsung ditanam. jagung itu juga kita tanam langsung tidak perlu kita semai. Benih itu biji jagung. Tanaman jagung yang kita lihat itu awalnya dari biji jagung. Kemudian apakah kita bisa menanam kembali tanaman jagung dari hasil jagung yang telah jadi, atau dari jagung hibrida? Jawabnya tidak bisa. Hibrida itu F1, hibrid, F nya itu filia artinya anak atau turunan, itu hasil persilangan, sampai ada F3, F4, F5 sampai F 212. Habis panen tanam lagi panen tanam lagi dst. Jagung hibrida tidak bisa ditanam lagi, berbeda dengan jagung lokal. Kalau hibrida harus di varitas kan dulu punya tetua-tetuanya, mbah-mbahnya”. Jelasnya.
Usai seminar acara ditutup foto bersama
Profesor Zulkifli Yusuf menjelaskan bahwa pembibitan memang sulit, tetapi pembuatan bibit tidak harus dikerjakan oleh pabrik. Orang yang mengamalkan ilmunya dan orang yang pandai adalah beliau-beliau pak tani. Pabrik tidak bisa disuruh tanam jagung. Pabrik jagung tidak ada petani juga tidak akan bisa membuat pabrik benih.
“Pabrik beras, pabrik pupuk, pabrik benih kalau tidak ada petani ya tidak akan bisa.” imbuh Profesor dalam keterangannya.
Zulkifli Yusuf sangat menyayangkan para petani sekarang malah kalah. Itu yang harus dihilangkan, orang luar punya uang tetapi petani punya beras, punya jagung. Apakah mereka akan makan uang jika hanya punya uang. Orang jaman sekarang carinya uang padahal yang dimakan nasi bukan uang. Itu Karena kebanggaannya sudah geser. Petani sekarang dari sabang sampai Merauke nilai tawarnya rendah. Orang jaman sekarang lebih keren dan bangga jika profesinya pegawai, abdi negara. Jika profesinya petani malah malu.
“Jadi benih hibrida tidak bisa dibuat benih lagi dan harus dicari tetuanya. Jadi menggabungkan dari beberapa daerah dicari varitas unggul dan terbaik dari tetuanya baru disilangkan. Orang yang melakukan penyemaian dan pembenihan itu dimuliakan Allah karena dia melanjutkan keturunan jagung, padi, malaikat tidak mungkin melakukan itu kecuali kita. Jika petani punya kebanggaan pasti dia dekat dengan Allah. Maka kita harus bangga tetapi juga harus tetap tawadhu.” Pungkas Zulkifli Yusuf.
Sementara itu, Aripin salah seorang anggota kelompok tani warga setempat yang mengikuti seminar ini menyampaikan kesannya sesaat setelah mengikuti seminar edukasi ini.
“Saya sangat bahagia karena dalam seminar ini penuh dengan ilmu dan pengetahuan yang tepat guna bagi kami sebagai petani.”
Aripin berpesan kepada sahabat-sahabat mahasiswa peserta KKN di desanya agar terus meningkatkan inovasi dan kreativitas yang bermanfaat bagi semua. (Red)
Kontributor : Muthoharoh, mahasiswi semester 6 STAI Al-Anwar Sarang yang sedang melaksanakan KKN di Desa Tempurejo, Bogorejo, Blora.