BLORA, dutaperistiwa.com – Bruk Brosot saat ini banyak menjadi sorotan publik, selain karena es campur yang disukai banyak orang dan sangat melegenda, juga adanya beberapa cafe dan karaoke di sekitar tempat tersebut, saat ini di sepanjang jalur bruk Brosot, terutama rel milik Perhutani yang merupakan aset Perhutani KPH Cepu, dimana dulunya rel ini menjadi salah satu obyek wisata Loco Tour, yang biasa membawa wisatawan melintasi hutan dari Perhutani Cepu hingga ke Gubuk Payung dengan Kereta Api yang menggunakan bahan bakar arang. Namun seiring berjalannya waktu, rel tersebut terutama yang ada di sepanjang jalur bruk Brosot turut kawasan RPH Kejalen banyak yang hilang, bahkan hingga ratusan meter.
Hilangnya rel ini pun menjadi perbincangan yang cukup ramai di masyarakat terutama yang ada di sekitar Sambong. Mendengar informasi ini, wartawan dutaperistiwa.com mencoba melakukan investigasi di lapangan, dan dari pantauan awak media di lapangan, memang terlihat banyak sekali rel terpotong sepanjang ratusan meter turut kawasan RPH Kejalen.

Menurut salah seorang warga Sambong yang enggan disebutkan namanya, di lokasi hilangnya rel tersebut hampir setiap malam ada 2 atau 3 motor yang masuk dan membawa keranjang dan dibawa ke utara.
“Hampir setiap malam setidaknya ada 2 atau 3 motor masuk ke lokasi dan membawa keranjang yang diletakkan di sepeda motor, dan arahnya ke utara. ” Ucapnya di sebuah warung es Bruk Brosot, Rabu (22/11/2023).
Mendapatkan informasi ini, wartawan media ini mencoba mengkonfirmasi kepada Warjo, Kepala RPH Kejalen (Mantri Kejalen) terkait kebenaran informasi tersebut melalui akun WA nya dan hendak menemuinya, namun Warjo terkesan tidak mau ditemui dengan alasan masih sibuk mengerjakan proses administrasi dan seolah tidak tau menau soal ini dengan alasan dirinya disini masih baru dan sebelumnya berdinas di BKPH Cabak.
“Maaf, kalau soal rel ini saya tidak tahu, karena saya disini baru dan saat hilangnya rel ini saya masih berdinas di BKPH Cabak. ” Ucap Warjo melalui chat WA, Rabu (22/11/2023).
Jayusman (55), salah seorang warga sekitar lokasi bruk Brosot tersebut sangat menyayangkan atas sikap pihak Perhutani yang terkesan seolah tutup mata dan mengabaikan permasalahan yang seharusnya sangat krusial ini.
“Ini sudah kategori parah, rel sepanjang ratusan meter hilang namun dari petugas terkesan tutup mata dan seolah ada pembiaran”. Ucapnya kesal.
Sementara itu ketika ditanya langkah apa yang akan diambil oleh Perhutani untuk mengantisipasi semakin hilangnya rel, Warjo tidak bersedia menjawab chat WA dari wartawan ini. (Goen)